Follow Us @soratemplates

20 Januari 2014

Nyasar ?? You Need Guide

8:06 AM 6 Comments
Nyasar, sepertinya kata-kata ini sering banget hadir dalam hidupku. Gimana enggak? Semenjak kuliah di negeri orang, aku sering banget nyasar di tempat-tempat yang aneh. Pertama kali aku nyasar itu saat awal masuk Universitas Gunadarma. Ceritanya, saat itu aku ingin mengikuti kegiatan PPSPPT (ospek) di kampus G Gunadarma, alhasil aku sampai di kampus E (nyasar dikit, biasalah ya, mahasiswi baru :D). Kemudian aku juga pernah nyasar saat mengunjungi teman, yang datang berlibur ke Depok. Nyasar saat hari pertama menjalani UAS di kampus D Gunadarma. Nyasar dari Depok menuju Rawamangun., dan nyasar yang lain-lainnya. Pengalaman nyasar yang paling berkesan itu saat menghadiri acara muktamar UKM Faris UG yang berlokasi di daerah @#$^*(*% (lupa).
Acara muktamar dilaksanakn selama dua hari, namun aku hanya bisa hadir di hari kedua. Aku memutuskan untuk datang ke lokasi Muktamar seorang diri. Pagi itu, aku berangkat dari kosan, menaiki angkot yang sudah diinstruksikan, memasuki daerah asing, dan melewati berbagai tempat yang tentunya baru pertama kali ku kunjungi. Instruksi yang di berikan waktu itu adalah “melewati jembatan”. Nah, ini dia awal dari semua kesesatan itu di mulai. Aku turun dari angkot di sebuah jembatan. Coba lihat gambar di bawah ini.



SMS : “Jalan aja terus, jalannya memang jauh,  nanti ada tulisan #$%#@” (*lebih kurangnya seperti itu isi pesannya)
          
Sesuai instruksi, aku berjalan melewati jembatan. Namun, karena masih was-was, aku bertanya kepada warga sekitar. Salah seorang warga memberiku petunjuk untuk berbelok ke kiri. Aku pun kemudian berjalan mengikuti instruksi itu. Alhasil aku melihat warga yang sedang asik menyaksikan pertandikan sepak bola. Namun aku terus berjalan. Merasa tidak yakin, aku kembali mengirim pesan kepada temanku. Lama tidak ada jawaban. Aku bertanya kembali kepada beberapa warga di situ. Namun, jawaban mereka malah membuatku semakin heran “Maaf mba, saya kurang tahu”, hampir semua nya menjawab seperti itu.
Sebenarnya lokasinya dimana sih?
Kenapa banyak warga yang tidak tahu?
Kemudian, aku membaca lagi pesan dari temanku, “jalan aja terus, jalannya memang jauh”. Oke, aku berbalik arah, dan melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki. Lima belas menit berjalan, kenapa aku masih belum menemukan instruksi selanjutnya ? “Ah, mungkin memang jauh” pikirku. Di jalanan yang kecil itu, aku melihat banyak sawah yang terbentang luas, hanya sedikit rumah warga di daerah itu, hmmm... pemandangan yang indah. Mungkin cukup setengah jam aku berjalan, namun tak juga sampai. Aku menelpon temanku.

“Melewati jembatan kan?”
“iya, ami jalan terus aja, tempatnya memang jauh.”

Ok sip. Tapi kenapa tidak sampai-sampai ??? Aku bertanya lagi dengan seorang pemuda yang waktu itu sedang membersihkan motornya. Aku membacakan sebuah alamat yang dikirim temanku dengan selengkap mungkin. Dan jawabann yang diberikannya, membuat otakku seolah – olah di sambar petir, aku mencoba mencerna lagi pesan dari temanku. “Melewati jembatan” maksudnya di sini, apakah aku harus melewati jembatan ATAU angkot yang ku tumpangi itu akan melewati sebuah jembatan ?? Singkat cerita, aku tidak seharusnya turun dari angkot. Karena yang di maksud temanku adalah, angkot yang aku tumpangi akan melewati sebuah jembatan, dan aku harus lurus terus. Akupun berbalik arah, kembali melewati jembatan yang sebelumnya sudah kulalui. Instruksi yang diberikan sebenarnya sudah benar, karena memang jalannya masih jauh. Alhasil, di tengah perjalanan aku di jemput oleh kakak kelas.

Oke... lanjut ketika aku nyasar di Ragunan saat acara Rihlah Humas. Seperti biasa, aku berangkat seorang diri mengikuti instruksi dari teman-teman. Bukannya tidak mau janjian dengan teman, tapi karna aku tidak mau membuat orang lain menungguku karena kelamaan. Kali ini instruksi yang di berikan adalah berkumpul di lokasi “Orang Utan”. Karena ini pertama kalinya aku datang ke Ragunan (*curhat), aku sedikit merasa bingung melihat suasana di sana sangat ramai dan padat. Lagi dan lagi aku bertanya dan megikuti instruksi dari setiap orang yang kutemui. Alhasil, aku keliling – keliling dan mondar mandir di tempat yang sama. Tempat pertama yang kulalui adalah “Gajah” bukan “Orang Utan”. Aku sempat mengambil beberapa gambar gajah yang lucu dan imut itu.

Kemudian muter-muter di sebuah lapangan besar dan balik lagi ke tempat semula. Berjalan melewati “Rusa” dan dengan sedikit perasaan jengkel aku mendengarkan lagu india “Nehi-nehi acha-acha” (saat itu aku sama sekali tidak mood dengan india). Bertanya lagi, dan mengikuti instruksi lagi. Hampir satu jam aku berjalan, menikmati binatang itu lagi dan itu lagi, dengan sempoyongan aku terus berjalan sambil menahan lapar di tambah dengan pulsa yang habis dan susahnya jaringan disana (kasihan banget kayanya :p). Sambil menikmati lingkungan yang ramai itu, aku berhenti sejenak untuk membeli minuman. Aku sampai di telpon oleh teman gara-gara kelamaan.

“Dimana?”
“Gak tau ini dimana” jawabku.

Singkat cerita, di tengah perjalanan (*yang sudah benar). Aku di jemput oleh teman-teman. Hmmm... Mungkin, nyasar sudah menjadi hal yang biasa bagiku. Dan hari ini, aku kebablasan sampai ke ITC, yang seharusnya aku turun jauh sebelum itu yaitu di LBPP-LIA.

Katanya, cerita yang baik itu ada ilmu atau manfaat yang disampaikan nya. Oke, jadi apa HIKMAH di balik semua ceritaku tadi ???

Hidup ini sama halnya dengan sebuah perantauan. Kita diberikan petunjuk dan instruksi dalam hidup agar tidak tersesat dalam menjalankannya. Apa guide hidup ini ??? yaitu Al-Qur’an dan Hadist. Nah itu dia. Kita yang sudah baca petunjuk saja, masih bisa salah dalam mengartikan. Apalagi yang tidak ?? Semoga kita bisa mengikuti petunjuk kehidupan ini dengan baik dan benar. AAMIIN. J