Follow Us @soratemplates

24 November 2013

99 Cahaya di Langit Eropa

Judul     : 99 Cahaya di Langit Eropa
Penulis    : Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Cetakan :  XIII, Oktober 2013
Tebal 412 halaman
ISBN 978-979-22-7274-1





Buku 99 Cahaya di Langit Eropa merupakan kisah nyata perjalanan Hanum Salsabiela Rais saat menemani suaminya Rangga Almahendra, yang mendapatkan beasiswa studi doktoral di Wina, Austria. Perjalanan mereka selama 3 tahun di Eropa dalam menapak jejak islam, merupakan suatu pengalaman yang luar biasa. Banyak kisah-kisah dan sejarah islam yang selama ini tersembunyi dibalik segala kemewahan dan kemegahan tentang Eropa.
Perjalanan yang membuat saya menemukan banyak hal lain jauh lebih menarik dari sekadar Menara Eiffel, Tembok Berlin, Konser Mozart, Stadion Sepak Bola San Siro, Colloseum Roma, atau gondola-gondola di Venezia.
-Hanum-
Disana, Hanum mendapatkan seorang sahabat bernama Fatma Pasha, yang merupakan seorang imigran yang berasal dari Turki, dan juga seorang ibu dari anak yang bernama Ayse. Suatu ketika saat sekelompok turis asing mengolok-olok Turki dengan croissant, yang merupakan roti untuk merayakan kalahnya Turki di Wina. Fatma justru mentraktir para Turis dan memeberikan alamat emailnya kepada mereka. Hal ini membuat Hanum kaget dan juga takjub atas reaksi Fatma yang begitu jauh diluar perkiraannya.
"... aku tak harus mengumbar nafsu dan emosiku jika ada hal yang tak berkenan di hatiku."
"Siapa tahu, jika mereka berkirim e-mail padaku, aku bisa meminta mereka menjadi tandem partner  bahasa Inggrisku."
-Fatma-
Pertemanan Hanum dengan Fatma, mengenalkan dia pada tiga orang kawannya yaitu Latife, Ezra, dan Oznur. Dari pertemanan mereka, Hanum mendapatkan suatu pelajaran yang luar biasa, bahwa dengan senyuman pun seseorang bisa memeluk agama islam, seperti yang dialami oleh Ezra, yang telah jatuh cinta kepada islam karena keramahan dan senyuman yang selalu dipancarkan oleh Latife. Mereka semua bertekad untuk mejadi agen muslim yang baik di negara yang minoritas muslim dengan 3 cara yaitu: - tebarkan senyum indahmu - kuasai bahasa jerman dan inggris - selalu jujur dalam berdagang -.
Perjalanan Hanum berserta suaminya, Rangga, banyak menguak jejak-jejak islam yang begitu menakjubkan, seperti tulisan Lailahaillallah pada kerudung bunda maria. Alasan mengapa Sultan Al-Rahman membangun mihrab yang Berada di Mezquita tidak menghadap kiblat, Mekkah, melainkan lurus ke Selatan (seharusnya sedikit miring ke Tenggara), dan alasan mengapa bangunan-bangunan yang dibuat oleh Napoleon mengarah kepada arah kiblat di Mekkah.
"Banyak kutipan dalam sejarah yang mengatakan dia (Napoleon) begitu mengagumi Al-Quran dan Nabi Muhammad"
Buku ini tidak hanya menceritakan pengalaman yang dialami oleh Hanum beserta suaminya. Tetapi buku ini juga membuka pikiran, menyadarkan kita pentingnya mengenal sejarah agama kita sendiri, dan mengingatkan kita bahwa islam pernah menjadi peradaban yang paling maju di dunia, menjadi cahaya yang terang benderang saat Eropa berada di dalam kegelapan. Mengapa islam saat ini tidak seterang pada zamannya dulu adalah karena kita sudah dikalahkan oleh banyaknya penganut -atheisme dan sekularisme- , bagaimana kita menyikapinya tentunya dengan menjadi agen muslim yang baik, dimanapun kita berada. Karena sesungguhnya islam itu indah, dan suatu hari nanti islam akan kembali berjaya dan bersinar di muka bumi ini.

Tentang Penulis
          Hanum Salsabiela Rais, adalah putri Amien Rais, lahir dan menempuh pendidikan dasar Muhammadiyah di Yogyakarta hingga mendapat gelar Dokter Gigi dari FKG UGM. Mengawali karir menjadi jurnalis dan presenter di TRANS TV.
Hanum memulai petualangannya di Eropa selama tinggal di Austria bersama suaminya Rangga Almahendra dan beke rja untuk proyek video podcast Executive Academy di WU Vienna selama 2 tahun. Ia juga tercatat sebagai koresponden detik.com bagi kawasan Eropa dan sekitarnya. Tahun 2010, Hanum menerbitkan buku pertamanya, Menapak Jejak Amien Rais: Persembahan Seorang Putri untuk Ayah Tercinta. Sebuah novel biografi tentang kepemimpinan, keluarga dan mutiara hidup.
      Rangga Almahendra, suami Hanum Salsabiela Rais, teman perjalanan sekaligus penulis kedua buku ini. Menamatkan pendidikan dasar hingga menengah di Yogyakarta, berkuliah di Institut Teknologi Bandung, kemudian S2 di Universitas Gadjah Mada, keduanya lulus cumlaude.
Memenangi beasiswa dari Pemerintah Austria untuk studi S3 di WU Vienna, Rangga berkesempatan berpetualang bersama sang istri menjelajah Eropa. Pada 2010 ia menyelesaikan studinya dan meraih gelar doktor di bidang International Business & Management. Saat ini ia tercatat sebagai dosen di Johannes Kepler University dan Universitas Gadjah Mada. Rangga sebelumnya pernah bekerja di PT Astra Honda Motor dan ABN AMRO Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar