Follow Us @soratemplates

21 Januari 2013

My Journey to YISC Al-azhar and Daarul Tauhit

Tanggal 19 Januari 2013, saya, Manda, dan teman kami Miftah, berangkat dari depok menuju kampus al-azhar yang berada di blok M. Dalam rangka mengikuti MAPERABA YISC AL-AZHAR (Masa Perkenalan Anggota Baru Youth Islamic Study Club). Pagi itu saya merasa damai, kami berangkat dari kelapa dua menuju pasar minggu dan dilanjutkan naik kopaja menuju al-azhar. Sebelum mengikuti acara, kami memutuskan untuk sarapan pagi terlebih dahulu. Ternyata banyak yang jualan makanan di sana, ada bubur, sate, ketoprak, nasi goreng, dan sebagainya. Pagi itu saya menyantap hangatnya soto, begitu juga Manda, sedangkan Miftah makan ketoprak, hehehe... Acara di mulai jam delapan. Sebelum memasuki acara kami sempat menunggu teman kami satu lagi, biasa dipanggil bang Dito. Saya belum kenal sama bang Dito, dia ini rekan kerjanya Miftah sama Manda, tapi saya cukup tahu tentang dia, karna Manda sering cerita. Setelah menunggu beberapa menit, ternyata Bang Dito sudah berada di atas gedung. Kami bertiga segera masuk ke dalam gedung dan melakukan beberapa registrasi.
Kami dibagi menjadi beberpa kelompok, dan kami berempat termasuk bang Dito masuk ke dalam kelompok 2. Pesertanya ternyata lumayan banyak, dan umur kami beranekaragam, rata-rata 20 hingga 30 tahun. 
Awal acara kami kedatangan ustadz Akmal Syafrizal. Beliau membahas tentang bahanya JIL (Jaringan Islam Liberal). banyak pelajaran-pelajaran yang selama ini tidak saya ketahui. Saya sempat bertanya pada beliau:' mungkin orang-orang yang terlibat kedalam JIL ini adalah orang-orang yang tidak mendapatkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mereka. Seperti saya sendiri pernah bertanya kenapa Allah itu satu, dan alhamdulillah saya mendapatkan jawabannya. Bahkan Nabi Ibrahim pernah mencari-cari tuhan saat kecil, dan Nabi Ibrahim juga telah menemukan jawabannya. Yang saya tanyakan waktu itu, apa yang harus kita lakukan agar pertanyaan-pertanyaan yang muncul difikiran kita ini tidak dipengaruhi oleh setan.?'
Beliau pun menjawab pertanyan saya, lebih kurangnya seperti ini. 
"Manusia berfikir, itu sudah suatu kewajaran, karna kita mempunyai akal, ada kalanya kita memiliki beberapa pertanyaan dimana kita mentok dan tidak menemukan jawabannya., yang harus kita lakukan  adalah  kembalikan semuanya ke wahyu Allah yaitu: al-quran dan hadist." 
Alhamdulillah, jawaban beliau dapat menjawab semua pertanyaan-pertanyaan saya selama ini. Apapun yang terjadi dan menimpa kita, kita harus berpedoman pada wahyu Allah alquran dan hadist, karena semua jawaban ada disana.
Setelah perbincangan dengan ustd Akmal, kami kedatangan Punk Muslim. Saat itu, saya merasa sangat senang. Akhirnya saya bisa berjumpa dengan anak-anak jalanan yang hidupnya sangat dekat dengan kriminalitas. Entah kenapa, saya sangat tertarik dengan kehidupan anak jalanan, kehidupan mereka selalu membuat hati saya tersentuh. Lirik lagu mereka, pakaian mereka, semuanya deh. Bahkan dulu saya sempat bilang ke ibu saya, kalau saya ingin mencoba mengamen. Padahal hidup saya Alhamdulillah berkecukupan. Saya cuma iseng, cuma pengen tahu bagaimana rasanya mengamen, tapi ibu saya langsung marah. Hari itu saya melihat anak-anak punk dengan pakaian mereka yang biasa-biasa saja. Mereka terlihat malu ketika berdiri di hadapan kami. Mereka memberikan kami sebuah nyanyian, yang cukup membuat saya terkesima. Anak-anak punk ini, ternyata bisa baca al-quran. Subhanallah, mereka dengan keterbatasan ilmu, uang, pakaian bisa membaca al-quran. Anak-anak punk  ini berbagi cerita bagaimana susah dan gelapnya kehidupan mereka dulu. Anggi (cowok), salah seorang dari anak punk bercerita kepada kami. Dahulu, dia suka mabok-mabokan. Lalu temannya mengajaknya untuk mengaji, walaupun cuma sekedar ngaji kuping. Saat mulai bergabung dengan Punk Muslim, perlahan hidupnya sedikit berubah, dia mulai mengurangi minum-minuman keras. Anggi sempat bercerita, ketika seorang ustad menasehati dia dan teman-temannya. 'Apa tujuan hidup kalian, begini-begini terus, tidak ada perubahan, ketika dapat uang, malamnya langsung kalian habiskan untuk mabok-mabokan, apa mau begini terus sampai seumur hidup kalian, tidak ada perubahan'. Kita pun mungkin pernah bertanya, atau bahkan bosan dengan aktivitas kita. Ke kantor, kerja, pulang, ke kantor lagi, kerja lagi, pulang. Atau mungkin, belajar, ujian, lulus, belajar, ujian, lulus, begitu-begitu saja. 
Pertanyaan dasar yang membuat saya, ana-anak punk tersentuh waktu itu adalah "Mau kemana hidup kita ini, kemanakah tempat kita pulang nanti." Saat itulah, anak-anak punk memilih untuk berubah, memilih untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Selalu ada pilihan, tidak ada alasan tidak ada pilihan, yang jadi pertanyaan adalah mau atau tidak mau. Ketika anak-anak punk ini memilih untuk mau berubah. Hidup ini untuk Allah. Alhamdulillah hidup mereka perlahan menjadi lebih baik. Anggi sempat bilang, sekarang dia sudah jauh dari minuman keras. Ternyata, dalam perubahan ini Anggi mengalami banyak cobaan dari anak-anak punk yang lainnya. "Kalo uangnya untuk minuman keras, saya ogah ah. Kalau buat makan, hayok saya traktir." begitulah tutur Anggi saat anak punk lain memeintanya untuk memintanya membelikan minuman keras, dia sedikit malu-malu saat bercerita didepan kami semua. Saya hampir menangis, ketika saya melihat video klip mereka tentang Palestine. Subhanallah, video clip yang sangat mengharukan, mereka saja yang anak-anak jalanan, yang serba kekurangan begitu peduli dengan sesama yang begitu jauh. Saya jadi malu terhadap diri saya sendiri, jangankan yang jauh, bahkan yang ada di dekat saya saja seperti anak jalanan, pengamen, saya pernah tidak memperdulikan mereka.
Usai bercerita dengan anak-anak punk ini, kami kedatangan ust Felix. Beliau membahas tentang 'how to master your habbits' yang sebelumnya sempat saya bahas juga di blog ini, silahkan di click
Akhirnya begitu acara usai, saya berjumpa dengan abang saya, yang dari pagi sudah saya tunggu-tunggu. Kebetulan dia yang mengantar ust Felix ke YISC, katanya dia mau mengantarkan uts Felix lagi ke DT (Daarul Tauhid). Manda, Miftah, dan bang Dito ada meeting tentang pekerjaan mereka. Karna saya seorang diri akhirnya saya ikut abang saya mengantar ust Felix menuju DT. Alhamdulillah buat saya, satu mobil dengan ustad yang dikenal banyak orang. Saya juga kenalan dengan istrinya, mba Iin. Di perjalanan, saya hanya diam dan tertawa mendengar cerita ustd Felix dan istrinya, mereka adalah orang-orang yang saya hormati, dan saya kagumi. Saya salut sama ustd Felix dan mba Iin, mereka sholat maghrib di tempat pemadam kebakaran, karna waktu itu sudah malan dan kami tidak menemukan masjid. Siapa sangka, saya dan abang saya di ajak makan malam bersama, Alhamdulillah. Waktu makan saya berbagi cerita dengan mba Iin. Mba Iin orang yang ramah dan baik hati. Saya merasa nyaman bercerita dengan mba Iin, dia seperti seorang kakak, hehe. Mba Iin bercerita tentang kuliahnya di IPB, sedangkan saya bercerita tentang susahnya codingan, hihihi. Begitu sampai di DT saya dikenalkan mba Iin dengan teman-temannya, Fida dan Rahmi (namanya sama kaya saya, hehe), Alhamdulillah, karna saya di DT tidak ada kenalan sama sekali, sedangkan abang saya sibuk mengurusi acara mabit waktu itu, karna dia salah satu panitianya. 
Sesi pertama di DT diisi oleh ust Felix, dengan topik yang sama ketika di al-azhar 'how to master your habiits'. Kemudian dilanjutkan dengan Ust Salim A Fillah, beliau mengajari saya bahwasanya kita bisa jika mau berubah. Malam itu berkat acara yang dibuat oleh ust Salim, saya mendapatkan sorang sahabat baru bernama Hanifah, kami saling mendoakan, padahal kami baru kenal, hati saya langsung tersentuh, sulit untuk mencerikan bagaimana perasaan saya waktu itu. Banyak sekali pelajaran yang saya dapatka hari itu. Setelah acara selesai mba Iin pulang bersama ust Felix. Saya bersama Fida dan Rahmi tidur di asrama, sepertinya masjid tidak cukup untuk menampung jumlah peserta yang hadir waktu itu. Saya pun berbagi cerita dengan teman-teman baru saya ini, dan ternyata, Rahmi, selain namanya sama dengan saya, dia juga berasal dari Minang. "Ternyata urang awak juo" saya dan Rahmi tertawa ketika mengetahui bahwa kami sama-sama orang Minang. 
Pagi hari, tidak disangka-sangka kami kedatangan ust AA Gym, sayang sekali saya tidak mengikuti ceramahnya dari awal. Itu pertama kalinya saya melihat ust AA Gym secara langsung. Mendengar cerita beliau, membuat saya bertambah kagum. Setelah acara selesai, seharusnya saya kembali mengikuti acara MAPERABA YISC di Al-azhar, tapi karna saya ngantuk, dan kebetulan Manda juga tidak datang, saya putuskan untuk beristirahat di kosan abang saya. Saya naik motor dari DT menuju Rawamangun, di jalan, saya dibelikan helm oleh abang saya, (makasi abang cayang hehehe). Perjalanan kami cukup paaaaaanjang. Ternyata abang saya menmpuh jarak sejauh ini setiap hari Minggu, Subhanallah. Makasi abangku sayang, sudah traktir adikmu makan, sudah dibelikan helm, trus di kasih uang jajan juga. Semoga Allah memudahkan semua urusan abang ya.. amiin. 
Sebenarnya masih banyak lagi cerita yang ingin saya sampaikan, tapi cukup dulu ya ceritanya, semoga bermanfaat :)

1 komentar: