Follow Us @soratemplates

23 Juli 2013

Jalanan Bukan Pelarian



“Hidup di jalan bukan untuk pelarianJalanan bukan sandaranJalanan bukan pelarianJalanan bukan hayalan”

Bait diatas hanya sepenggal dari sekian bait yang dinyanyikan oleh anak-anak jalanan. Ingatkah kamu akan bait-bait yang dinyanyikan oleh anak jalanan? Bait yang mereka nyanyikan bukanlah sekedar bait untuk menghibur para pendengar.

Bait itu adalah suara hati mereka.
Bait itu adalah jeritan hati mereka.
Bait itu adalah hidup mereka.

            Ada satu bait lagi yang membuatku terpaku “jalanan adalah sekolah kami”. Tidak terbayang dipikiranku, bagaimana bisa jalanan menjadi sekolah bagi mereka. Tapi itulah realitanya. Saat aku bisa menikmati sekolah dari sekolah dasar bahkan taman kanak-kanak hingga kuliah seperti saat ini, sedangkan mereka belajar melalui sepak terjang kerasnya hidup. Saat memikirkan anak jalanan, banyak hal yang aku pikirkan. Banyak gambaran yang terbayang diotakku, anak kecil, preman, ibu-ibu, bahkan yang lanjut usia, ada juga yang sering duduk dipinggiran jalan ataupun yang di jembatan. Saat aku mengingat mereka, aku berpfikir, mereka adalah saudaraku. Ya Allah ampuni aku yang masih lalai dengan saudaraku. Bahkan saat mereka bernyanyi di angkutan umum, aku bahkan pernah merasa risih dengan kehadiran mereka, mungkin dengan pakaian mereka, ataupun kata-kata mereka yang terkadang membuatku takut.
            Seandainya aku terlahir seperti mereka...
Sungguh aku bersyukur padaMu ya Allah, aku tidak bisa membayangkan kerasnya hidup mereka, karna aku yakin, faktanya jauh lebih sulit. Tapi, melihat senyuman adik-adik jalanan yang bermain di pinggiran jalan, sering membuatku terkesima. Aku teringat dengan Rio, Fajar, dan teman-teman mereka yang lain. Mereka adalah anak-anak jalanan yang sering bermain dan tidur di sekitar kosanku. Mereka hidup saling berbagi. Makan satu bungkus berdua, tidur bersama, berbagi rezeki, dan saling menghibur satu sama lain. Ada rasa kekeluargaan yang hadir diantara mereka, yang sering membuat diri ini tersindir dan malu.
“jalanan bukan pelarian” kini aku tahu, bahwa jalanan memang bukanlah pelarian, tetapi kehidupan yang harus mereka hadapi. Saudara-saudariku anak jalanan, semoga Allah senantiasa melindungi kalian, menjaga kalian, dan melapangkan rezeki kalian. Terima kasih anak jalanan, meski kalian belajar dari kerasnya hidup di jalanan, tapi aku bahkan orang-orang di seluruh dunia belajar dari kalian.


Salam anak jalanan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar