Follow Us @soratemplates

9 April 2016

Destiny and Life is a Choice


 Hai sahabat blogy.. apa kabarnya hari ini. Maaf ya.. sudah hampir setahun blog ini sepi kayak kuburan. Sok sibuk sih ami..hahaha 
Hari ini ada temenku yang ikut ujian SIMAKUI untuk Magister Ilmu Management, hmm.. semoga ujiannya lancar, dan semoga lulus ya teman-teman. Pelaksanaan ujian ini membuatku teringat sama masa-masa setelah kelulusanku. Aku lulus S1 di akhir tahun 2014, dan akupun mendapatkan tawaran beasiswa untuk melanjutkan S2 (fastract) dari kampus. mouse girl 09Dari dulu aku ingin jadi dosen, dan salah satu persyaratan untuk jadi dosen adalah lulusan S2. Makanya sekarang aku melanjutkan kuliah S2.
Jujur saja, setelah selesai skripsi, aku menyadari bahwa masih banyak ilmu yang belum aku ketahui, itu semua berkat dosen pembimbingku Bapak I Made Wiryana. Seorang dosen yang cukup terkenal dikampusku. Seorang dosen yang banyak dikagumi juga ditakuti oleh para mahasiswa. Takut bukan karena sifatnya, tapi karena ilmunya, alias.. kamu bakalan mikirin skripsi kamu extra lebih banyak banget dan kamu bakalan banting tulang untuk menyelesaikan skripsi tersebut, bahkan sampai nangis darah #lebay (itu yang aku alamin).mouse girl 24

            Mengenang pengalaman skripsi. 
Ketika tahu dosen pembimbingku Pak Made, rasanya…. Duh deg-degan. mouse girl 26Lho, kok bisa? Aduh gawat.. gimana ini?? Aku jadi takut sendiri. Kenapa? Itu semua karena rumor yang beredar bahwa skripsi dengan Pak Made itu susah. Alhasil aku sudah parno duluan. Aku mencoba tanya sana, tanya sini. Mencari tahu, kalau bimbingan sama beliau banyak syaratnya atau gak? Nah dari informasi yang beredar, kalau bimbingan sama beliau, pasti bakalan pakai linux, open source. Tentu saja, karena beliau adalah pelopor perkembangan linux di Indonesia. Kalau penasaran, coba aja buka link ini. Atau masih banyak link lain lagi tentang siapa beliau.
            Lanjut. Hari pertama bimbingan. Aku dan beberapa teman satu DP an sedikit tegang dan canggung menunggu kedatangan sosok yang dikagumi itu. Saat Pak Made datang menemui kami… waw.. semuanya diluar ekspektasi kami, beliau menyambut kami dengan hangat juga ramah dan kita pun sering diajak tertawa dan bercanda. mouse girl 25Semua kegelisahan diawal tadipun hilang seketika. Tapiiii,  memang ada beberapa persyaratan bagi yang bimbingan dengan beliau. mouse girl 04Diantaranya, berani dengan hal yang baru. Si bapak tidak mau dengan hal-hal yang sudah biasa-biasa saja, artinya, mau tidak mau kita harus belajar hal yang baru. Sedangkan untuk penulisannya harus menggunakan latex.  Dan masih ada beberapa persyaratan lainnya. Hehe… kepo yaaa… udah sekian aja…

Di awal-awal pertemuan, apapun yang aku usulkan saat penulisan skripsi, bakalan selalu ada pembaharuan dari si Bapak. Teringat dengan syarat bimbingan yang tadi, berani dengan hal yang baru, akhirnya akupun menyerah dalam pemilihan topik, karena aku yakin apapun yang aku pilih, hasilnya akan sama saja, yaitu belajar hal yang baru.mouse girl 10 Maka terpilihlah sistem terdistribusi sebagai topik skripsiku. Dalam sistem terdistribusi ini aku menggunakan sebuah pendekatan semantik dan juga menggunak API untuk web service. Ini dia, semuanya berawal dari kata semantic yang membuatku pusing tidak karuan, yang ujung-ujungnya akupun nangis mouse girl 24 Tidak hanya itu, ada beberapa istilah lain yang masih sangat awam bagiku, membuatku pusing tujuh keliling, seperti: Federated Information System, Micro Service Architecture, microdata, BPMN,  dsb.
Nah, untuk framework php yang digunakanpun harus yang micro. Aku sempat bingung dalam pemilihan framework yang tepat, namun setelah banyak pertimbangan akupun memutuskan untuk menggunakan micro framework slim Tapiiiiiii….. tutorial untuk farmework ini masih sedikit pada saat itu, meskipun tutorialnya lebih banyak jika dibandingkan dengan micro framework yang lain. Dalam pengerjaan skripsi ini, aku mencoba meminta bantuan ke beberapa teman, tapi banyak dari mereka yang tidak tahu dan tidak mengerti dengan skripsi yang kubuat. Jangankan mereka, aku saja pada saat itu tidak mengerti dengan apa yang kubuat (hahaha..). Meskipun selama pengerjaan skripsi ini cukup “susah dan berat”, tapi Pak Made sangat baik, beliau juga sangat pengertian pada mahasiswanya, dengan sabar beliau menjelaskan apa yang tidak kita mengerti, bahkan sampai berulang kali. Intinya kita mau berusaha. mouse girl 13
Singkat cerita, setelah melalui perjuangan yang cukup melelahkan, akupun LULUS S1… HOREEEEE…. Oiya, ada satu kunci yang kuterapkan saat pengerjaan skripsi tersebut, sebuah kunci yang menurutku patut untuk dicoba dan insya Allah sudah terbukti, penasaran ya….?? Haha.. kuncinya adalah…… jreng..jreeeeng…. ILMU SEDEKAH . Yup, pada saat itu aku mencoba untuk menerapkan ilmu sedekah, meskipun awalnya ada keraguan, apakah boleh atau tidak, tapi setelah bertanya pada mentorku, ternyata kita diizinkan untuk bersedekah dengan niat, jika membantu urusan  orang lain, maka urusan kitapun insya Allah akan dibantu oleh Allah (lebih kurangnya seperti itu). Hal yang terpenting adalah kita berharap sama Allah bukan ke yang lain. Dari situ juga aku belajar, terkadang kita terlalu berharap sama teman yang menurut kita lebih pintar, tapi disaat mereka sendiri tidak bisa, kita akan kebingungan, beda jika kita berharap sama Allah, insya Allah tidak akan ada kekecewaan.
Nah, pengalamanku selama skripsi inilah, yang membuatku ingin mengambil tawaran beasiswa dari kampus, selain itu juga karena Pak Made adalah salah satu orang yang berkepentingan di program fastrack tersebut. 

“Asiknya dapat beasiswa, selain kuliah S2 gratis dan dapat project dari kampus, aku bisa juga ngajar sebagai dosen. “

Itu yang terbersit dipikiranku saat itu. Tapiiiiiii, takdir berkata lain. Aku MENOLAK tawaran tersebut. Alasannya??? Sederhana. Hasil keputusan keluarga, dan alasan terkuatnya adalah ibuku, karena aku sangat percaya dengan “ridho ibu adalah ridho Allah”. Semua anggota keluargaku terutama ibu, mendukungku untuk melanjutkan S2 di UI. Tentu saja untuk mengambil keputusan ini tidaklah mudah. Jika aku menolak tawaran S2 ini, syukur jika aku lulus S2 di UI, tapi jika tidak, lalu apa? Tentu saja, tawaran itu tidak akan datang dua kali padaku. Selain memikirkan tawaran yang bisa hilang begitu saja, aku juga tidak ingin kedua orangtuaku masih bekerja banting tulang untuk membiayai kuliahku. Terlahir sebagai anak bungsu dari lima bersaudara tentu saja, umur orangtuaku tidaklah pada usia yang muda lagi. Aku hanya ingin mereka istirahat, sudah cukup mereka membiayai aku dan kakak-kakakku hingga kuliah. But, Life is a choice. Aku harus berani mengambil keputusan. Setelah mendengar pendapat dari kakak-kakakku dan masukan dari berbagai pihak. Aku memutuskan untuk kuliah S2 di UI. Kemudian akupun kembali berjuang, untuk menghadapi ujian masuk SIMAK UI. Mundur selangkah untuk maju dua langkah. Itulah keyakinan yang kupegang pada saat itu.
Pada saat ujian SIMAK berlangsung, aku melihat panitia yang menggunakan almamater kuning. Hmm.. “Bisa tidak ya, aku menggunakan almamater kuning itu?”. Dulu aku sering bertanya pada sahabatku,
“Man, menurut lo, gw bisa gak ya masuk UI?”
“Bisa mi, gw yakin lo pasti bisa, insya Allah”
Meskipun ada keraguan, tapi kata-kata penyemangat dari sahabatku itu jugalah, yang membuatku semakin mantap untuk masuk UI. Ujian berlangsung dari pagi sampai tengah hari, dimulai dari ujian TPA dilanjutkan dengan ujian bahasa inggris. Hmmm… yang paling susah menurutku adalah ujian bahasa inggris. Kenapa??? Readingnya itu lho, banyaaaaaaaaak banget. Jujur, aku sempat mual melihatnya. Selain itu, saat ujian aku juga sakit perut (soalnya belum sarapan), membuatku tidak konsentrasi. Alhasil, akupun pasrah dengan jawaban yang kutulis.
Selain rezeki, mungkin ini juga yang namanya takdir, Alhamdulillah aku LULUS UJIAN SIMAK UI gelombang pertama.mouse girl 06 Meskipun terheran-heran, kenapa aku bisa lulus mengingat kondisiku yang tidak fit pada saat ujian berlangsung. Sekarang ini, aku sedang kuliah Magister Ilmu komputer di UI. Semoga semua berjalan dengan baik sampai aku lulus nanti. Aamiin ya Allah. 
Gimana dengan beasiswa??? Tentu saja aku memikirkannya dan mencoba mendaftar. Tapi untuk yang ini belum rezekiku, karena berbagai hal, aku terlambat melihat informasi mengenai beasiswa LPDP yang akan kuambil.
Selain kerja keras, pasti ada campur tangan dari Allah. Buat kamu, apapun cita-cita kamu, jika kamu sudah bekerja keras tapi belum berhasil, jangan berkecil hati. Bisa saja itu bukan yang terbaik menurut Allah, karena Allah Maha tahu, apa yang terbaik untuk umatnya. Itu pasti.


Semoga cerita ini bisa mengisnpirasi ya

2 komentar: