Alarm
itu berdering mengganggu tidurku yang nyenyak. Aku bangun dengan mata yang
masih sayu. Kupaksa kakiku melangkah menuju kamar mandi, dan bersiap-siap untuk
berangkat. Ya, hari ini aku akan mengikuti kegiatan ‘Seminar Jilbab Be a
Diamond’ di kampus Universitas Gunadarma. Aku bertekad dalam hatiku untuk
membantu kegiatan itu sebisa mungkin -salah satu kegiatan UKM Fajrul Islam- dimana
Manda (sahabatku) menjadi ketua kegiatan tersebut.
Beberapa hari yang lalu, aku hanya bisa mendengarkan keluh
kesah dan susahnya ia untuk membuat kegiatan seminar ini berjalan dengan lancar.
Aku memang bukan panitia resmi kegiatan ini, tapi aku bagian dari mereka. Aku
tahu betapa sulit dan lelahnya ia beberapa hari belakangan ini. Ia sering
mengadu, berkeluh kesah dan bercerita kepadaku. Namun, aku hanya bisa
mendengarkan, aku sendiri tidak bisa berbuat apa-apa. Aku hanya bisa berdoa
agar ia diberi ketenangan dan kekuatan untuk menghadapi persoalannya. Jujur,
aku sedih melihatnya yang sibuk bolak-balik kesana kemari, mengurus banyak
kegiatan, BEM, acara seminar, UTS, di tambah lagi dia juga sibuk mempelajari
jaringan, dunia yang sedang ia tekuni. Berulang kali aku menyuruhnya untuk istirahat
sejenak, tapi itulah Manda, terus semangat dan melangkah maju menghadapi setiap
masalah yang ada dihadapannya.
Saat itu di pagi hari, aku menerima
pesan dari sahabatku Ella. Mataku masih sayu untuk membaca pesan singkat
darinya. Dia memintaku untuk memilih antara hari jumat dan hari sabtu untuk
ketemuan. Ya, aku dan sahabat-sahabat ku saat kelas satu memang sudah sangat
jarang sekali bertemu, semenjak kelas kami dipisah. Begitu sulit bagi kami untuk
mencari moment yang tepat untuk berkumpul kembali. Selalu saja ada halangan di
antara kami untuk bertemu, dan sering kali waktu pertemuan itu dibatalkan –
kami sering kecewa dibuatnya. Kuketik keyboard yang ada di handphoneku.
“Sabtu la..”
Kemudian aku kirim pesan singkat itu. Kalau hari jum’at aku
ada dua syuro (rapat), jadi
kuputuskan untuk memilih hari Sabtu. Selang beberapa jam kemudian...
“Astaghfirullah..”
Hari Sabtu tepat tanggal 7 Desember Acara Seminar Jilbab. Bagaimana mungkin aku
bisa lupa. ‘Bagaimana ini ????’.
Kebodohanku, terkadang sering kali membuat teman-temanku kecewa. Jantungku berdegup
kencang, aku membuat keputusan yang salah. Seandainya aku batalkan kegiatanku
dengan sahabatku, mereka pasti kecewa, karena baru saja beberapa hari yang lalu
mereka kecewa karena acara pertemuan kami dibatalkan. Tapi aku juga tidak
mungkin absent di acara seminar ini.
Tak lama kemudian Manda memanggilku. Dia memintaku untuk menemaninya duduk di
kursi depan saat acara seminar berlangsung.
. . .
Aku terdiam. Tak ada kata yang keluar
dari mulutku. Jelang beberapa detik kemudian, Manda menyadari raut wajahku yang
aneh.
“Kenapa mi?”
“aa.. anuu.. aa..” aku kikuk. Bagaimana aku harus menjelaskannya. Namun, Manda menuntut jawaban dariku. Sungguh teganya aku mengecewakannya. Otakku berputar kebingungan untuk menjelaskannya. Perlahan, dengan gagap kucoba untuk menjelaskan apa yang terjadi. Kulihat raut wajahnya yang kecewa. ‘Oh.. Tuhan’. Aku hanya bisa menambah bebannya saja. Walaupun ia tidak menunjukkan kekecewaannya secara blak-blakan, tapi aku tahu ia sangat kecewa. Manda masih tetap berusaha tersenyum dan mengatakan ia akan mencari orang lain untuk menggantikanku. ‘Apa aku batalkan saja untuk bertemu dengan sahabatku?’. Saat itu juga datang sms dari Ella..
‘Sabtu jam stgh 9 ya.. tolong jangan dicancel..’
Aku marah kepada diriku sendiri. Aku kecewa karena belum bisa
menjadi sahabat yang baik buat Manda dan, sahabat-sahabatku yang sudah lebih
dulu kukenal sebelum mengenal Manda, sahabat-sahabat yang sangat mengerti
diriku apa adanya, mereka yang ku sayang Ega, Ela, Fitri dan Imah. Singkat
cerita aku curhat kepada salah seorang temanku di FARIS. Dia memberikanku
solusi untuk datang di acara seminar sampai zuhur, kemudian barulah aku
menyusul untuk bertemu dengan sahabatku yang lain. Saat acara gladiresik
kuputuskan untuk menjadi panitia registrasi
pendaftaran acara seminar.
* * * * *
Aku
bertekat untuk membantu sebisaku, aku ingin mengurangi beban sahabatku dan
teman-temanku yang sudah berjuang untuk acara ini. Sebelum kegiatan seminar ini
dimulai, para panitia diminta untuk sholat dhuha terlebih dahulu, untuk
meluruskan niat kami, mendoakan saudari-saudari kami yang belum berhijab untuk
tergerak hatinya menggunakan hijab, dan yang sudah berhijab tetap istiqomah dengan
hijabnya. Suatu acara seminar yang menurutku itu merupakan suatu misi yang besar
dan mulia.
Saat
acara registrasi selesai, aku pun masuk ke dalam gedung mengikuti acara dan
membantu kegiatan yang lain. Setelah acara penyambutan dan sebagainya,
tiba-tiba Manda maju ke depan ruangan untuk berbagi tentang kisah hidupnya
sebelum menggunakan hijab. Sebuah kisah luar biasa yang begitu menginspirasi,
sebuah kisah yang memutar kembali memoriku saat pertama kali bertemu dengannya,
saat ia masih ‘gila’ :D dengan
dunianya sampai ia menjadi sosok yang anggun seperti sekarang. Tiba-tiba ia
menyebut namaku – aku tersentak kaget – Ya, ia menceritakan tentang diriku yang
menimaninya saat fase-fase perubahan dirinya.
Tanpa
kusadari, derai air mata mengalir di wajahku, ia mengingatkanku tentang betapa
beratnya cobaan yang kami hadapi dulu. Masa-masa dimana terjadi pertikaian dan derai
air mata diantara kami. Konflik demi konflik berdatangan pada kami berdua,
bahkan bibit-bibit kebencianpun muncul pada kami berdua. Namun kini, itu semua
berubah menjadi kenangan manis, tanpa konflik itu, tanpa bibit kebencian itu,
kami tidak akan pernah bisa menjadi sahabat seperti sekarang. Impian kami
berdua adalah menjadi sahabat yang mendapat ridhoNya tidak hanya di dunia namun
juga di akhirat kelak. Ingin rasanya aku berlari menghampiri dan memeluknya
saat itu – namun rasa maluku membuat kedua kakiku tidak mampu untuk bergerak. Terima
Kasih sahabatku.. Kau ajari aku arti sebuah persahabatan.
- - -
Alhamdulillah, aku berkumpul kembali dengan sahabat-sahabatku.
Aku senang melihat mereka tertawa bersama. Penyerahan kado ulangtahun pun kami
berikan pada Ega – walau sudah amat sangat terlambat :D - namun aku senang
melihatnya tersenyum terispu malu melihat boneka minion yang besar itu. Terima
kasih ya Allah, kau berikan aku sahabat – sahabat yang baik di dunia ini. Tidak
hanya kalian tetapi juga sahabat-sahabatku di FARIS dan juga HIKMAH yang telah
banyak memberikanku ilmu dan pelajaran hidup. Alhamdulillah, sungguh tak
terhitung nikmat yang sudah Kau berikan padaku.. Terima Kasih ya Allah atas
kasih sayang yang telah Engkau berikan kepada kami semua. :D
* * * * *
Aku memang tidak bisa merangkai
kata-kata. Aku juga tidak bisa menulis puisi dengan baik.. tapi puisi ini..
terinspirasi karena kalian sahabat-sahabatku :)
Sahabat
Engkau
hadir atas skenario Nya
Engkau
datang bukan tanpa alasan
Engkau
datang..
Karena
engkau telah dipilih oleh Nya
Sahabat
Perjalanan
hidup ini memang berat
Perjalanan
hidup ini memang hanya sebuah persinggahan
Sahabat
Ambillah
setiap kebaikan yang kaudapatkan dalam hidupmu
Buanglah
setiap keburukan yang ada pada dirimu
Tegurlah
aku jikala aku salah
Kuatkanlah
aku jikala aku lemah
Maafkan
aku jikala aku menyakitimu
Sahabat
Aku
ingin menjadi sahabat terbaik untukmu
Hingga
kelak nanti..
Saat
kita berada di alam sana
Kita
akan sama-sama mengatakan
Aku beruntung bersahabat dengannya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar