Follow Us @soratemplates

8 Desember 2013

Arti Sebuah Persahabatan


       Alarm itu berdering mengganggu tidurku yang nyenyak. Aku bangun dengan mata yang masih sayu. Kupaksa kakiku melangkah menuju kamar mandi, dan bersiap-siap untuk berangkat. Ya, hari ini aku akan mengikuti kegiatan ‘Seminar Jilbab Be a Diamond’ di kampus Universitas Gunadarma. Aku bertekad dalam hatiku untuk membantu kegiatan itu sebisa mungkin -salah satu kegiatan UKM Fajrul Islam- dimana Manda (sahabatku) menjadi ketua kegiatan tersebut. 


Beberapa hari yang lalu, aku hanya bisa mendengarkan keluh kesah dan susahnya ia untuk membuat kegiatan seminar ini berjalan dengan lancar. Aku memang bukan panitia resmi kegiatan ini, tapi aku bagian dari mereka. Aku tahu betapa sulit dan lelahnya ia beberapa hari belakangan ini. Ia sering mengadu, berkeluh kesah dan bercerita kepadaku. Namun, aku hanya bisa mendengarkan, aku sendiri tidak bisa berbuat apa-apa. Aku hanya bisa berdoa agar ia diberi ketenangan dan kekuatan untuk menghadapi persoalannya. Jujur, aku sedih melihatnya yang sibuk bolak-balik kesana kemari, mengurus banyak kegiatan, BEM, acara seminar, UTS, di tambah lagi dia juga sibuk mempelajari jaringan, dunia yang sedang ia tekuni. Berulang kali aku menyuruhnya untuk istirahat sejenak, tapi itulah Manda, terus semangat dan melangkah maju menghadapi setiap masalah yang ada dihadapannya. 


          Saat itu di pagi hari, aku menerima pesan dari sahabatku Ella. Mataku masih sayu untuk membaca pesan singkat darinya. Dia memintaku untuk memilih antara hari jumat dan hari sabtu untuk ketemuan. Ya, aku dan sahabat-sahabat ku saat kelas satu memang sudah sangat jarang sekali bertemu, semenjak kelas kami dipisah. Begitu sulit bagi kami untuk mencari moment yang tepat untuk berkumpul kembali. Selalu saja ada halangan di antara kami untuk bertemu, dan sering kali waktu pertemuan itu dibatalkan – kami sering kecewa dibuatnya. Kuketik keyboard yang ada di handphoneku.


“Sabtu la..”


Kemudian aku kirim pesan singkat itu. Kalau hari jum’at aku ada dua syuro (rapat), jadi kuputuskan untuk memilih hari Sabtu. Selang beberapa jam kemudian...

“Astaghfirullah..” Hari Sabtu tepat tanggal 7 Desember Acara Seminar Jilbab. Bagaimana mungkin aku bisa lupa. Bagaimana ini ????. Kebodohanku, terkadang sering kali membuat teman-temanku kecewa. Jantungku berdegup kencang, aku membuat keputusan yang salah. Seandainya aku batalkan kegiatanku dengan sahabatku, mereka pasti kecewa, karena baru saja beberapa hari yang lalu mereka kecewa karena acara pertemuan kami dibatalkan. Tapi aku juga tidak mungkin absent di acara seminar ini. Tak lama kemudian Manda memanggilku. Dia memintaku untuk menemaninya duduk di kursi depan saat acara seminar berlangsung. 


. . .

          Aku terdiam. Tak ada kata yang keluar dari mulutku. Jelang beberapa detik kemudian, Manda menyadari raut wajahku yang aneh. 

Kenapa mi?”


aa.. anuu.. aa..” aku kikuk. Bagaimana aku harus menjelaskannya. Namun, Manda menuntut jawaban dariku. Sungguh teganya aku mengecewakannya. Otakku berputar kebingungan untuk menjelaskannya. Perlahan, dengan gagap kucoba untuk menjelaskan apa yang terjadi. Kulihat raut wajahnya yang kecewa. Oh.. Tuhan. Aku hanya bisa menambah bebannya saja. Walaupun ia tidak menunjukkan kekecewaannya secara blak-blakan, tapi aku tahu ia sangat kecewa. Manda masih tetap berusaha tersenyum dan mengatakan ia akan mencari orang lain untuk menggantikanku. ‘Apa aku batalkan saja untuk bertemu dengan sahabatku?’. Saat itu juga datang sms dari Ella..


Sabtu jam stgh 9 ya.. tolong jangan dicancel..’


Aku marah kepada diriku sendiri. Aku kecewa karena belum bisa menjadi sahabat yang baik buat Manda dan, sahabat-sahabatku yang sudah lebih dulu kukenal sebelum mengenal Manda, sahabat-sahabat yang sangat mengerti diriku apa adanya, mereka yang ku sayang Ega, Ela, Fitri dan Imah. Singkat cerita aku curhat kepada salah seorang temanku di FARIS. Dia memberikanku solusi untuk datang di acara seminar sampai zuhur, kemudian barulah aku menyusul untuk bertemu dengan sahabatku yang lain. Saat acara gladiresik kuputuskan untuk menjadi panitia registrasi pendaftaran acara seminar.

* * * * *

          Aku bertekat untuk membantu sebisaku, aku ingin mengurangi beban sahabatku dan teman-temanku yang sudah berjuang untuk acara ini. Sebelum kegiatan seminar ini dimulai, para panitia diminta untuk sholat dhuha terlebih dahulu, untuk meluruskan niat kami, mendoakan saudari-saudari kami yang belum berhijab untuk tergerak hatinya menggunakan hijab, dan yang sudah berhijab tetap istiqomah dengan hijabnya. Suatu acara seminar yang menurutku itu merupakan suatu misi yang besar dan mulia. 


          Saat acara registrasi selesai, aku pun masuk ke dalam gedung mengikuti acara dan membantu kegiatan yang lain. Setelah acara penyambutan dan sebagainya, tiba-tiba Manda maju ke depan ruangan untuk berbagi tentang kisah hidupnya sebelum menggunakan hijab. Sebuah kisah luar biasa yang begitu menginspirasi, sebuah kisah yang memutar kembali memoriku saat pertama kali bertemu dengannya, saat ia masih gila’ :D dengan dunianya sampai ia menjadi sosok yang anggun seperti sekarang. Tiba-tiba ia menyebut namaku – aku tersentak kaget – Ya, ia menceritakan tentang diriku yang menimaninya saat fase-fase perubahan dirinya. 


          Tanpa kusadari, derai air mata mengalir di wajahku, ia mengingatkanku tentang betapa beratnya cobaan yang kami hadapi dulu. Masa-masa dimana terjadi pertikaian dan derai air mata diantara kami. Konflik demi konflik berdatangan pada kami berdua, bahkan bibit-bibit kebencianpun muncul pada kami berdua. Namun kini, itu semua berubah menjadi kenangan manis, tanpa konflik itu, tanpa bibit kebencian itu, kami tidak akan pernah bisa menjadi sahabat seperti sekarang. Impian kami berdua adalah menjadi sahabat yang mendapat ridhoNya tidak hanya di dunia namun juga di akhirat kelak. Ingin rasanya aku berlari menghampiri dan memeluknya saat itu – namun rasa maluku membuat kedua kakiku tidak mampu untuk bergerak. Terima Kasih sahabatku.. Kau ajari aku arti sebuah persahabatan.

- - -

Alhamdulillah, aku berkumpul kembali dengan sahabat-sahabatku. Aku senang melihat mereka tertawa bersama. Penyerahan kado ulangtahun pun kami berikan pada Ega – walau sudah amat sangat terlambat :D - namun aku senang melihatnya tersenyum terispu malu melihat boneka minion yang besar itu. Terima kasih ya Allah, kau berikan aku sahabat – sahabat yang baik di dunia ini. Tidak hanya kalian tetapi juga sahabat-sahabatku di FARIS dan juga HIKMAH yang telah banyak memberikanku ilmu dan pelajaran hidup. Alhamdulillah, sungguh tak terhitung nikmat yang sudah Kau berikan padaku.. Terima Kasih ya Allah atas kasih sayang yang telah Engkau berikan kepada kami semua. :D

* * * * *

Aku memang tidak bisa merangkai kata-kata. Aku juga tidak bisa menulis puisi dengan baik.. tapi puisi ini.. terinspirasi karena kalian sahabat-sahabatku :)



Sahabat

Engkau hadir atas skenario Nya

Engkau datang bukan tanpa alasan

Engkau datang..

Karena engkau telah dipilih oleh Nya

Sahabat

Perjalanan hidup ini memang berat

Perjalanan hidup ini memang hanya sebuah persinggahan

Sahabat

Ambillah setiap kebaikan yang kaudapatkan dalam hidupmu

Buanglah setiap keburukan yang ada pada dirimu

Tegurlah aku jikala aku salah

Kuatkanlah aku jikala aku lemah

Maafkan aku jikala aku menyakitimu

Sahabat

Aku ingin menjadi sahabat terbaik untukmu

Hingga kelak nanti..

Saat kita berada di alam sana

Kita akan sama-sama mengatakan

Aku beruntung bersahabat dengannya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar